November 28, 2023
PETI tersebut sangat menggangu keberadaan warga terutama rumahnya yang berada dipinggir sungai kapuas...!!!

SINTANG (Kalbar), Informasi kembali diterima berdasarkan laporan warga kepada media ini pada hari Selasa pagi (28/03/2023), terkait maraknya aktifitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang mulai beraktifitas beberapa hari ini di Kelurahan Mengkurai, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang.

Salah seorang warga yang tidak mau namanya disebutkan menjelaskan bahwa aktifitas PETI tersebut sangat menggangu keberadaan warga terutama rumahnya yang berada dipinggir sungai kapuas terutama dengan adanya suara mesin jek yang berasal dari aktifitas pekerja PETI. Dan juga lingkungan sungai yang menjadi tercemar akibat aktifitas PETI tersebut.

“Di tempat saya, Kelurahan Mengkurai kebetulan ada beberapa set lanting jek yang beroperasi dekat rumah saya. Saya dari dulu sangat keberatan dengan aktifitas mereka. Cuma bingung juga harus gimana. Sudah sering juga kami adu mulut sama mereka. Mau lapor APH juga bingung takut tidak ditanggapi, kami hanya orang kecil, posisi rumah kami hanya berjarak kurang lebih 15 meter dari garis pantai sungai kapuas,” ungkapnya kepada media ini.

Ditambahkannya, dari tahun 2018 aktifitas PETI tersebut sudah pernah membuat longsor dan hanya berjarak sekitar 40 meter dari rumahnya saat itu warga juga ada yang menegur tetapi para pekerja PETI tidak peduli.

“Kami ancam, baru lah mereka stop kerja. Saya cuma tidak mau ribut sesama warga sendiri. Sudah capek juga negur mereka, apalagi rata-rata dari mereka yang kerja rumahnya bertetangga dengan saya. Bagi saya silahkan cari nafkah dengan cara mereka, tapi setidaknya jangan lah dekat pemukiman. Kalau untuk resiko kerusakan lingkungan saya rasa mereka tahu, cuma pura-pura tidak tahu saja karena mata hatinya sudah dibutakan oleh harta,” jelasnya panjang lebar.

Inti permasalahan yang disampaikannya, bahwa dirinya bersama warga keberatan para pekerja PETI beroperasi disekitar pemukiman. Kebetulan posisi rumahnya juga dekat pantai, dan suara mesin lanting jek sangat mengganggu.

“Dan resiko kerusakan tanah pantainya juga yang kami pikirkan memang tidak sejajar dengan tanah kami sih bang, cuma takut ke depannya tanah pantai sungai kapuas makin hancur. Maaf bang, panjang lebar, sekedar berkeluh kesah saja, syukur-syukur kalau abang bisa masuk kan ke berita juga untuk aktifitas PETI yang disini. Untuk di Kelurahan Mengkurai khususnya, mungkin hanya kami 2 buah rumah per KK yang bertentangan dengan aktifitas mereka.

Ditegaskannya untuk yang lain rata-rata memang kerja emas semua, Mau lapor jelas kami kalah suara maupun jumlah. Mereka pemilik lanting jek juga orang-orang berduit. Zaman sekarang yang punya uanglah yang menang,” tutupnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *