Januari 23, 2025

BALI, BANGLI, Buserbhayangkaratv – Pengerjaan proyek fisik di Kabupaten Bangli tahun 2024 ” Tidak Baik Baik Saja”. Banyak proyek tak dapat diselesaikan pada deadline waktunya. Dari sisi kualitas juga diragukan. Bahkan ada proyek Rehabilitasi sekolah dasar hanya 3 ruang kelas biayanya sangat besar, mencapai Rp. 419,934,994 juta , sehingga mengundang pertanyaan warga. Itupun penyelesaiannya juga molor. Pekerjaan molor terlihat ada pada proyek di sejumlah OPD, baik proyek di Dinas PUPR, Disdikpora, Dinas Budpar, Dinas Kesehatan, dan lainnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek mangkrak terjadi pada pembangunan pendukung fasilitas rekreasi wisata di bibir Danau Batur, Kintamani, dimana jatuh temponya 19 Nopember namun sampai Bulan Desember baru usai dikerjakan 60 persen sebagaimana telah diakui Kadis Budpar, Bangli, I Wayan Sugiarta. Bahkan rekanan sepertinya meninggalkan pekerjaan tersebut.

Dalam pantauan media dilokasi pada Senin (16/12) tak ada tampak pelaksanaan pekerjaan, disaat itu awak media mencoba menggali informasi tersebut, “saat kami meminta keterangan kepada salah satu warga yang berinisial SC angkat bicara, baik berkaitan dengan kualitas proyek maupun konteks keterlambatan penyelesaiannya.

Tak kecuali proyek didekatnya yakni pembuatan jembatan di sebelahnya dengan anggaran hampir Rp. 4 Miliar juga terancam molor bila dilihat dari sisa waktu yang ada. Kini Kadisbudpar mengakui pihaknya bakal mengambil langkah terhadap molornya proyek tersebut, bahkan sudah dikenakan finalty 1000/mil, mem-black list rekanan dan kalau perlu harus memutus kontrak akan dia lakukan.

Kini pihaknya tengah serius menghitung pekerjaan yang diselesaikan, agar tak sampai pihaknya kelebihan membayar pelaksana ( rekanan).

” Saya mesti telaten ngitung ofnam, biar enggak kelebihan membayar”, ujarnya sembari mengatakan pihaknya akan segera menggelar rapat di internal atas hal tersebut.

Terhadap molornya pembangunan ruang laboratorium dan Rehabiltasi SDN 6 Kelurahan Kawan Bangli, yang mana selaku Kepala Sekolahnya, I Ketut Andi Rumandya tidak mau berkomentar, karena hal itu merupakan tanggungjawab rekanan.

Dari pantauan awak media, Digedung bangunan baru laboratorium terdapat beton yang mengenai atap bangunan yg lama,setelah awak media ingin menanyakan hal tersebut tidak ada satupun Tukang dan pengawas proyek yang bekerja, dan kami menanyakan informasi dari guru ditempat yang berinisial PG mengatakan tukang tersebut belum dapat bayaran dari pimpinan proyek sehingga tidak ada tenaga yang mau bekerja.

Hal ini mencerminkan buruknya proyek itu dari sisi kemanusian dan perencanaan. Sementara Kabid Dikdas, Disdikpora Bangli, Ida Bagus Made Maharta ditanya mengenai tertindihnya atap bangunan oleh bangunan baru laboratorium dia mengatakan sederhana, alasan kesulitan lahan.Namun dia tidak banyak mengomentari soal kemoloran penyelesaian dua proyek di SDN 6 Banjar Kawan, Bangli itu termasuk molornya proyek di SD,SMP lainnya.

Dia pun hanya mengatakan akan menghitung volume pekerjaan yang diselesaikan. Terhadap besarnya anggaran rehabilitasi 3 ruang belajar di SD tersebut dia menjawab singkat yakni karena berkaitan pajak.

” Ya kan karena kena pajak lho sehingga menjadi besar”, ujar pejabat asal Tabanan ini kepada media.

Sementara itu, molornya proyek lanjutan pembangunan stage di Sasana Budaya Bangli, yang bernilai Rp. 4 miliar lebih, pelaksana proyek, Ketika dimintai statemennya mengatakan lambat karena faktor teknis dan cuaca.

Ada terdapat lempengan Batu besar pada saat melakukan borpile sebagian kegiatan yang sulit juga didapatkan karena kendala teknis dilapangan.

Kemudian kata dia, Setelah lolos dari kendala teknis lalu dihadapkan pada cuaca,

“Hujan terus, ini menambah lamanya waktu yang dibutuhkan, ya kami siap kena denda, ini harus kami pertanggungjawabkan”, ujar rekanan asal Denpasar ini. Dan saya selaku direktur siap bertanggung jawab atas keterlambatan proyek ini

Tak hanya itu, adanya juga rekanan yang arogan, tak mau memberi jawaban ketika ditanya tentang tanggung jawabnya terhadap proyek yang dikerjakan menambah kesan buruknya pelaksanaan proyek di daerah ini.

Juga adanya proyek yang dikerjakan rekanan luar daerah yang notabenenya menyulitkan komunikasi pihak leading sektor dengan pelaksana. Seperti pelaksana proyek yang mangkrak di Danau Batur, Kintamani, kontraktornya dari Makasar. Atas banyaknya rekanan yang mengambil pekerjaan di Bangli juga menjadi.

Menurut salah satu tokoh masyarakat yang enggan di sebutkan identitasnya, menyoroti banyaknya proyek dikerjakan pihak rekanan luar provinsi. Kalau sebatas di luar kabupaten menurutnya tidak masalah. Tapi kalau luar provinsi akan berpotensi munculnya masalah. Karena ada hal yang mesti dikomunikasikan secara tiba-tiba”,Imbuhnya.

Dia juga menyangkan adanya rekanan yang tidak memiliki papan nama dan alamat yang jelas, tapi bisa memenangkan tender. Dia juga banyak berstatemen terhadap realita banyaknya rekanan lokal yang justru tak kunjung dapat proyek di daerahnya sendiri. Namun terhadap hal itu dia pun akhirnya mengaku paham karena kemampuan daya saing dalam arti luas”,tutupnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *