Oktober 18, 2025

Bekasi – Buserbhayangkaratv.com

Gedung Juang Tambun adalah sebuah situs sejarah yang sangat penting bagi masyarakat Bekasi, khususnya dalam konteks perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Gedung yang awalnya bernama Gedung Tinggi ini terletak di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pada hari Kamis siang, udara di kawasan Tambun Selatan terasa sedikit tegang. Dimana warga setempat yang biasanya sibuk dengan aktivitas sehari-hari, tiba-tiba terdengar suara desis dan gesekan kaki di sekitar Gedung Juang.

Tempat yang seharusnya menjadi pusat kegiatan hiburan masyarakat kini justru menjadi saksi bisu kekecewaan yang mendalam.

Sejumlah warga yang ingin mengadakan foto prewedding untuk pernikahan mereka, akhirnya batal karena ditolak dengan tegas oleh pengelola.

Biaya yang diminta mencapai Rp1 juta, sebuah angka yang terasa begitu berat bagi seorang warga biasa.

Perdebatan pun memanas. Suara-suara terdengar menggelegar, seolah-olah kekecewaan mereka tidak bisa lagi tertahan. Seorang warga yang berusia sekitar 40 tahun, dengan wajah penuh kecewa, mengeluh, “Saya orang sini, asli Tambun. Masa anak saya sendiri juga diperas.

Gak kira mintanya sampai Rp1 juta. Ini bukan tempat pribadi, ini milik pemerintah!” Suasana di sekitar gedung semakin memanas, seolah-olah kekecewaan itu mengalir dari hati ke hati warga yang hadir.

Bagi warga Tambun Selatan, Gedung Juang bukan sekadar tempat wisata, melainkan simbol bersejarah kebersamaan dan keadilan.

Mereka merasa bahwa tempat ini seharusnya menjadi ruang yang lebih terbuka dan ramah, bukan justru menjadi penghalang bagi kegiatan sehari-hari. “Ini kan punya pemerintah.

Seharusnya diberikan toleransi buat kami masyarakat Tambun Selatan,” ujar salah seorang warga yang ikut berbicara.

Kalimat itu seolah menjadi pernyataan hati yang menggema di antara kerumunan.
Saat awak media datang untuk mengonfirmasi, pada masyarakat sekitar pengelola Gedung Juang, sejak dipegang oleh Ibu Roro, jadi tidak karuan kekecewaan warga.

Meski tidak secara langsung membenarkan tarif yang dikenakan oleh bu Roro mengatakan bahwa pihaknya merasakan kecewa.

Bupati coba lihat ini, seharusnya jangan tutup mata dengan keresahan masyarakat akibat pengelolaan.

Namun, warga tetap berharap ada perubahan yang lebih nyata, agar tempat ini bisa kembali menjadi ruang yang bermakna bagi seluruh masyarakat.
Kecaman warga Tambun Selatan terhadap pengelolaan Gedung Juang bukanlah hal yang bisa diabaikan.

Mereka berharap, di masa depan, pengelolaan tempat ini bisa lebih responsif, adil, dan penuh empati. Gedung Juang, yang seharusnya menjadi simbol bersejarah kebersamaan, harus kembali menjadi tempat yang bisa diakses oleh semua, tanpa batas yang terlalu ketat.

( Tim/Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *