Oktober 18, 2025
Foto Istimewa | Kabupaten Bangli, Bali


BANGLI, Buserbhayangkaratv – Anggota DPRD Kabupaten Bangli, I Made Sudiasa, menyoroti kondisi memprihatinkan jaringan irigasi di wilayah setempat, khususnya di Kecamatan Tembuku, yang rusak parah dan mengancam ketahanan pangan. Hal ini disampaikannya setelah melakukan peninjauan langsung ke sejumlah subak pada Sabtu (9/8/2025).

‎Sudiasa mengungkapkan, petani di beberapa subak seperti Subak Batu Aji (Desa Jehem), Subak Uma Selat (Desa Undisan), dan Subak Bangkiangsidem telah lama mengeluh akibat jaringan irigasi yang rusak berat. Bahkan, di Subak Bangkiangsidem, kerusakan telah berlangsung lebih dari lima tahun, memaksa petani beralih menanam durian karena tidak bisa lagi menanam padi.

‎Subak Batu Aji, Kerusakan saluran tersier mencapai 70%, sementara saluran primer rusak 30%, menyebabkan debit air ke sawat sangat minim.”ucapnya.

‎Kemudian, Subak Bangkiangsidem, Ia menyebut Jaringan irigasi rusak total selama lima tahun terakhir, mengakibatkan lahan pertanian tak lagi produktif.”ujarnya.

‎Kondisi ini dinilai ironis mengingat pemerintah tengah gencar mendorong program ketahanan pangan. “Banyak subak gagal tanam padi karena kekeringan. Petani terpaksa membeli beras, padahal mereka memiliki lahan,” tegas Sudiasa.

‎Ia menekankan, program ketahanan pangan tidak akan efektif tanpa dukungan infrastruktur irigasi yang memadai. Oleh karena itu, ia mendesak Pemkab Bangli untuk segera mengalokasikan anggaran prioritas guna memperbaiki jaringan irigasi. “Jika dibiarkan, kerusakan akan semakin parah dan biaya perbaikan semakin besar,” ujarnya.

‎Selain kerusakan fisik, Sudiasa juga menyoroti beberapa masalah lain, seperti, Bocornya saluran non-permanen yang menyebabkan air tidak sampai ke hilir. Rusaknya saluran beton akibat serangan kepiting, sehingga diperlukan peningkatan kualitas material. Tumpang tindih kewenangan antara Dinas PUPR (yang menangani saluran primer) dan Dinas Pertanian (yang mengurus saluran tersier), menyebabkan ketidaksinkronan pembangunan infrastruktur.

‎”Ketika saluran primer bagus tetapi saluran tersier rusak, air tetap tidak mengalir. Seharusnya, semua infrastruktur irigasi di bawah Dinas PUPR agar lebih terkoordinasi,” tegasnya.

‎Sudiasa berharap Pemkab Bangli segera mengambil langkah konkret, antara lain, Mempercepat rehabilitasi jaringan irigasi rusak. Memperkuat koordinasi antar-dinas untuk menghindari tumpang tindih program. Meningkatkan kualitas saluran irigasi agar tahan lama dan tidak mudah rusak.

‎Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan semakin banyak lahan pertanian yang terbengkalai dan ancaman krisis pangan di Bangli semakin nyata.

(Sumerta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *